Penulis;
Weriantoni
Ismawil Putri
Indriyani
Jumlah halaman; 186
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: tersedia
Versi e-Book: Tersedia
Berat; 0 Kg
Harga; Rp. 95.000
Untuk meminimalisasi kelemahan dari metode LQ maka menurut Saharuddi dalam Aprialis (2011) dapat dikembangkan Dynamic Location Quotient (DLQ). Dengan metode ini fakor waktu mempunyai pengaruh. Dengan berjalannya waktu sektor yang semula merupakan sektor basis dan non basis akan dapat diketahui apakah akan tetap atau mengalami reposisi.Dynamic Location Quotient (DLQ) prinsipnya sama dengan LQ, hanya mengintroduksikan laju pertumbuhan digunakan asumsi bahwa setiap nilai tambah sektor maupun PDRB mempunyai rata-rata laju pertumbuhan per tahun sendiri-sendiri selama kurun waktu tertentu. Tafsiran terhadap DLQ pada dasarnya sama dengan LQ hanya saja perbandingan ini lebih menekankan pada laju pertumbuhan.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan peranan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Dairi, jika sektor tersebut dibandingkan dengan kemampuan sektor yang sama di Provinsi Sumatra Utara, tujuannya adalah untuk menentukan sektor-sektor yang merupakan sektor basis ataupun sektor non basis. Bendavid-Val (Kuncoro, 2004) mengemukakan bahwa untuk mendapatkan nilai LQ menggunakan metode yang mengacu pada formula Dengan demikian sektor ini terikat terhadap kondisi ekonomi setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah. Atas dasar anggapan di atas, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan alamiah adalah sektor basis. Oleh karena itu analisis basis sangat berguna untuk mengkaji dan memproyeksi pertumbuhan ekonomi wilayah (Tarigan, 2004) Location Quotient merupakan suatu teknik perhitungan yang mudah dalam menunjukkan spesialisasi relatif (kemampuan) wilayah pada kegiatan atau karakteristik tertentu. Teknik ini tidak atau belum memberikan kesimpulan akhir