KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF INTERAKSI SIMBOLIK

KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF INTERAKSI SIMBOLIK

KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF INTERAKSI SIMBOLIK

Penulis; Dr. Mardiana, S.Sos., M.I.Kom

Jumlah halaman; 230

Ukuran Buku: A5 (14,8×21)

Versi Cetak: Tersedia

Versi E-Book: tersedia

Berat; 0 Kg

Harga; Rp 125.000

Permasalahan komunikasi sering terjadi didalam didalam dunia pemerintahan.  permasalahanyang sering muncul adalah permasalahan yang terkait dengan prosedur komunikasi birokrasi. Hubungan-hubungan yang terjadi antara pejabat negara dengan pegawai ASN (Aparataur Sipil Negara), seringkali menciptakan loyalitas yang pasang surut dalam suatu lingkup pemerintahan. Periode suatu pemerintahan yang biasanya berganti setiap lima tahunan, bisa menjadi alasan dan dasar pemikiran sebagai pembenar bagi oknum-oknum ASN untuk tidak seratus persen loyal kepada pimpinan pejabat pemerintah pada suatu periode di suatu wilayah.  Kondisi demikian mungkin tidak hanya terjadi di daerah-daerah tetapi juga sangat mungkin terjadi dir tingkat pusat,  yakni dari kepemimpinan seorang presiden hingga bupati atau walikota, bahkan sampai pada kepala desa sekalipun.

Dalam birokrasi kepemimpinan di Indonesia, Presiden merupakan pemimpin nomor satu di Indonesia, kedudukan presiden menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Kepala negara berarti Presiden merupakan simbol resmi negara Indonesia di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh wakil presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari. Presiden (dan Wakil Presiden) menjabat selama 5 tahun, dan dapat dipilih kembali dengan jabatan yang sama untuk satu kali masa jabatan.

Perjalanan sejarah presiden sejak Soekarno hingga Joko Widodo diwarnai beragam model kepemimpinan yang melekat. Konsep kepemimpinan yang melekat dalam diri seorang presiden pada dasarnya memiliki fungsi yang sama, yakni memimpin. Menurut James L. Gibson dalam Pasolog (2010: 110), kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan tidak memaksa untuk memotivasi individu dalam mencapai tujuan. Sedangkan Ralph M. Stogdill dalam Ambar Teguh Sulistyani (2008: 13), menjelaskan konsep kepemimpinan sebagai suatu proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan sekelompok orang yang terorganisasi dalam usaha mereka menetapkan dan mencapai tujuan. Dengan demikian, kepemimpinan seperti presiden memiliki tujuan mempengaruhi perilaku bawahan. Dimana, mereka diajak agar mau bekerja sama secara produktif dalam mencapai tujuan.

KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF INTERAKSI SIMBOLIK

Dapatkan Bukunya sekarang Juga !

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on linkedin
LinkedIn
Share on google
Google+

Copyright © 2021 Penerbit Azka Pustaka

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on linkedin
LinkedIn

Copyright © 2021 Penerbit Azka Pustaka