Fitokimia, Sifat Antibakteri dan Antioksidan Serta Aktifitas Sitotoksik ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau

Fitokimia, Sifat Antibakteri dan Antioksidan Serta Aktifitas Sitotoksik ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau

Fitokimia, Sifat Antibakteri dan Antioksidan Serta Aktifitas Sitotoksik ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau

Penulis:

Abdul Malik

Ernawita

Jumlah halaman: 62

Ukuran Buku: A5 (14,8×21)

Versi Cetak: Tersedia

Versi Ebook: Tersedia

Berat: 0 Kg

Harga: Rp. 45.000

Sirih adalah tanaman yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional masyarakat Asia. Tumbuhan sirih telah digunakan sebagai obat oleh bangsa India dan Cina sejak beberapa abad yang lalu. Beberapa sifat obatnya telah dibuktikan. Analisis fitokimia menunjukkan adanya senyawa golongan terpena dan fenolik di dalam daun tumbuhan sirih (Bajpai et al., 2010; Pradhan et al., 2013).Hidroksichavikol adalah konstituen utama dalam ekstrak air daun sirih di samping eugenol (Singtongratana et al., 2013). Hidroksichavikol adalah turunan senyawa bahan alam non-racun yang dapat digunakan sebagai agen terapetik untuk zat antimikrobial, antikanker, antidiabetes. Hidroksichavikol dapat digunakan sebagai zat tunggal atau dikombinasi dengan zat antibiotik standar dalam menghasilkan efek yang sinergi untuk mengendalikan penyakit seperti dermatofitosis, faringitis, dan lain-lain (Saini et al., 2018). Secara in vitro dan atau secara in vivo,hidroksichavikol yang diperoleh dari berbagai macam ekstrak daun sirih juga dilaporkan memiliki sifat antifungal (Ali et al., 2010), anti-inflamasi (Sarkar et al., 2008), antikanker, antibakteri (Padhy dan Lakshmi, 2016), antioksidan (Banerjee et al., 2008), dan dapat melawan infeksi bakteri patogen dalam perut (Jesonbabu et al., 2011)Hidroksichavikol dapat diperoleh dari berberbagai jenis dan sumber daun sirih dengan berbagai macam cara ekstraksi, di antaranya dari ekstrak etil asetat (Singtongratana et al., 2013), ekstrak etanol (Abdullah et al., 2015), ekstrak metanol (Thamaraikani et al., 2017), dan fraksi kloroform ekstrak air (Pradhan et al., 214). Persentase konstituen hidroksichavikol hasil ekstraksi bervariasi tergantung pada waktu ekstraksi, suhu, rasio pelarut, pH pelarut, dan sifat alami dari pelarut. Hasil ekstraksi terbaik diperoleh pada kondisi suhu 30°Cdan pH 7 dengan pelarut air. Semakin lama masa ekstraksi semakin optimal hasil yang diperoleh demikian juga dengan semakin besarnya rasio pelarut yang digunakan (Pradhan et al., 2014. Daun sirih  (Piper betle L.) (Gambar .1) dengan taksonomi seperti dalam Tabel .1, merupakan tanaman asli Indonesia yang tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai sebuah budaya, daun dan buahnya biasa dimakan dengan mengunyah bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamouscell carcinoma yang bersifat malignan. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut. Bila daun diremas tercium bau sedap. Bunga berupa untai yang terdapat di ujung cabang dan berhadapan dengan daun. Buahnya berbentuk bulat dan berbulu. Tanaman ini tumbuh pada daerah dengan ketinggian mencapai 300 m di atas permukaan laut.

Fitokimia, Sifat Antibakteri dan Antioksidan Serta Aktifitas Sitotoksik ekstrak Etanol Daun Sirih Hijau

Dapatkan Bukunya sekarang Juga !

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on linkedin
LinkedIn
Share on google
Google+

Copyright © 2021 Penerbit Azka Pustaka

Share on facebook
Facebook
Share on twitter
Twitter
Share on whatsapp
WhatsApp
Share on linkedin
LinkedIn

Copyright © 2021 Penerbit Azka Pustaka