Penulis:
Dr. Atiqullah, S.Ag., M.Pd
Abd Mannan, M.Pd.I
Julah Halaman: 89
Ukuran Buku A5 (14.8×21)
Versi cetak: Tersedia
Versi Ebook: Tersedia
Berat; 0 Kg
Harga: Rp. 55.000
Proses kehidupan manusia selalu diwarnai berbagai pengaruh yang kadang tidak sesuai dengan ajaran agama. Kondisi semakin buruk, manakala anak-anak juga kurang mendapat pendidikan agama yang layak dari keluarga. Begitu juga, kemajuan ilmu dan teknologi membawa dampak baik dan buruk bagi perkembangan anak-anak dan remaja. Dampak baik karena perkembangan ilmu dan teknologi akan menyelaraskan kehidupan mereka pada terpenuhinya kebutuhan jasmani dan rohani. Dampak buruk, jika anak-anak tidak mampu bertahan dalam kehidupan yang penuh ketaatan pada agama, Secara normatif-konseptual, paradigma pendidikan profetik Kuntowijoyo (2005) didasarkan pada (Q.S.3:110) yang artinya “Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan/dilahirkan di tengah-tengah manusia untuk menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kemunkaran dan beriman kepada Allah”. Ayat di atas menjelaskan bahwa, ada tiga pilar utama yang menjadi dasar munculnya pendidikan profetik yaitu; humanisasi, liberasi, dan transendensi.Tiga konsep tersebut, merupakan bekal bagi umat muslim menuju umat terbaik (the chosen people). Secara otomatis, umat muslim tidak dapat bermetamorfosis menjadi manusia pilihansecara praktis, karena umat Islam diharuskan agar berusaha dengan sungguh-sungguh dan berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiquul khairaat) seperti yang telah diuraikan pada terjemah ayat di atas, Pendidikan profetik yang digagas oleh Kuntowijoyo selayaknya bertumpu pada tiga konsep yang telah disebutkan sebelumnya. Menurutnya, tiga onsep tersebut tersebut sebagai interpretasi untuk keberhasilan tujuan pendidikan Islam secara utuh. Tiga konsep tersebut harus bersamaan dan berkekelanjutan