Penulis: Ema Hilma Meilani. Reny Sukmawani. Endang Tri Astutiningsih

Jumlah halaman: 53

Ukuran: A6 (10,5×14,5)

Versi Cetak: Tersedia

Versi Ebook: Tersedia:

Berat: 0 Kg

Harga: Rp. 45.000

Secara ekonomi  subsistensi mengarah kepada dua jenis konsep yaitu subsistensi produksi dan subsistensi hidup. Subsistensi produksi terkait dengan komersialisasi produk yang rendah juga rendahnya monetisasi, sedangkan subsistensi hidup berkaitan erat dengan upaya dalam memenuhi kebutuhan hidup yang minimalis dan tidak berorientasi Usahatani/ternak yang dikelolanya cenderung tetap dari generasi ke generasi. Kondisi tersebut disebabkan adanya factor kultural yakni meyakini dan menjadi sebuah budaya yang turun temurun dalam sebuah system masyarakat. Keberanian untuk mengubah pola usahanya dianggap sebuah pelanggaran sehingga secara kultural setiap generasi cenderung menerapkan pola usahatani/ternak yang sama.  Faktor lain yang menyebabkan adanya pola usahatani/ternak yang subsisten adalah factor structural dimana kepemilikan lahan yang sempit maupun kepemilikan ternak yang sedikit. Data sensus pertanian tahun 2013 menyebutkan petani gurem sebanyak 55 persen dari jumlah petani pengguna lahan. Demikian pula kepemilikan ternak yang menunjukkan ternak yang dimiliki masyarakat masih Karakteristik peternak yang secara ekonomi ada kendala dalam modal yang terbatas akan mempengaruhi terhadap gaya hidup sehari hari dari peternak sehingga memunculkan karakteristik khas sebagai bagian dari kondisi usaha kecil tersebut diantaranya adalah akrab, informal dan permissif.  Secara sosial peternak kecil akan sulit untuk memberikan rasa percaya terhadap orang baru,   namun di sisi lain Ketika sudah akrab dan memberikan rasa aman serta nyaman maka akan sulit untuk berpindah Haluan