Penulis:
Dr. Abdul Malik, S.Si, M.Sc
Jumlah halaman; 126
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: tersedia
Versi -E-Book: Tersedia
Berat; 0 Kg
Harga: Rp. 75.000
Sirih adalah tanaman yang banyak digunakan dalam pengobatan tradisional masyarakat Asia. Tumbuhan sirih telah digunakan sebagai obat oleh bangsa India dan Cina sejak beberapa abad yang lalu. Beberapa sifat obatnya telah dibuktikan. Analisis fitokimia menunjukkan adanya senyawa golongan terpena dan fenolik di dalam daun tumbuhan sirih (Bajpai et al., 2010; Pradhan et al., 2013).
Salah satu spesies sirih, yaitu sirih merah (Piper crocatum Ruiz and Pav.) dilaporkan berpotensi digunakan sebagai agen antitumor. Dua senyawa yang telah berhasil diisolasi dari daun sirih merah Indonesia diidentifikasi sebagai β-sitosterol dan 2-5(5’,6’-dimethoksi-3’,4’-metilenedioksifenil)-6 (3”, 4”, 5”-trimetoksifenil)-3-7-dioksabisiklo [3, 3, 0] oktana (Emrizal et al., 2014). Sementara, sirih hijau (Piper betle L.) memiliki beberapa sifat bioaktif dan telah digunakan dalam sistem perobatan tradisional.
Minyak esensial daun sirih hijau memiliki sifat antifungal yang baik terhadap Aspergillus flavus (A. flavus). Minyak esensial daun sirih membantu mengurangi produksi aflatoxin B1 yang dihasilkan A. flavus dan menghambat dengan sempurna pada konsentrasi 0,6 μl/ml. Ini merupakan pertama kali dilaporkan tentang efisiensi minyak esensial daun sirih yang kandungan utamanya adalah eugenol dan asetileugenol dalam melenyapkan aflatoxin. Minyak esensial daun sirih juga berpotensi menjadi antioksidan dengan nilai IC50-nya 3,6 μg/ml yang sangat mendekati dengan nilai IC50-nya asam askorbat (3,2 μg/ml) (Prakash et al., 2010).
Ekstrak daun sirih terbukti memiliki aktivitas antimikrobial setelah diuji pada lapisan tipis dari kanji sagu, baik bakteri gram positif maupun gram negatif, kecuali bakteri Psuedomonas aeruginosa yang tidak menunjukkan sebarang pengaruh terhadap berbagai macam kadar ekstrak daun sirih yang diberikan (Nouri et al., 2014). Ekstrak daun tumbuhan sirih cukup dikenal sebagai zat antibakteri. Ekstrak daun sirih menunjukkan sifat antibakterial yang relatif sangat bagus dibandingkan dengan ekstrak daun Psidium guajava, Phyllanthus niruri, dan Ehretia microphylla, terutama untuk bakteri gram positif (Valle et al., 2015). Di samping itu, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, air rebusan daun sirih sering digunakan diantaranya untuk mengontrol penyakit asma, radang tenggorokan, mengobati sakit dan iritasi pada mata, melancarkan haid, menghilangkan bau mulut, serta mengobati sariawan dan sakit gusi (Anonymos, 2015).