Penulis;
Dr.Muallimah, S.Pd.I.,M.Ag
Yusuf, S.Pd.I.,M.Pd.I
Arsam, S.Pd.I.,M.Ag
Jumlah halaman; 67
Ukuran Buku; A5 (14,8×21)
Versi Cetak: tersedia
Versi E-Book: Tersedia
Berat; 0 Kg
Harga; Rp. 55.000
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. perkumpulan ini didirikan pada tanggal 18 November 1912 Masehi atau 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah, (Mu’arif:2010:51) Maksud dan tujuan dari organisasi ini adalah menjunjung dan menegakkan syariat agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya atau utama, adil, makmur yang diridhai oleh Allah SWT.(M. Raihan Febriansyah dkk 2014:10) Muhammadiyah lahir karena pertama keprihatinan terhadap kondisi masyarakat Islam dalam kehidupan yang masih menyimpang, adanya kelemahan pendidikan Islam, dan masuknya budaya lain seperti negara bagian barat.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.
Kata Aisyiyah berasal dari bahasa Arab, dari kata Aisyah dan mendapat imbuhan yah. Sebutan Aisyah disini adalah nama istri Nabi Muhammad saw, yaitu siti Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shidiq. Kata yah dalam bahasa Arab disini adalah yah nisbah yang artinya “membangsakan”. Jadi Aisyiyah berarti pengikut Siti Aisyah r.a. yang berusaha mencontoh dan meneladani cara-cara hidup Siti Aisyah r.a. Adapun secara terminologi istilah, Aisyiyah adalah suatau organisasi perempuan dalam Muhammadiyah yang mempunyai maksud dan tujuan sebagaimana maksud dan tujuan Muhammadiyah.
Organisasi ini semula merupakan kelompok anak-anak yang senang berkumpul lalu diberi bimbingan oleh K.H. Ahmad Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan dengan pelajaran agama. Di antara mereka itu terdapat beberapa orang yang dipersiapkan untuk menjadi wanita Muhammadiyah, yakni Siti Baryiah, Siti Dawimah, Siti Dalalah, Siti Busyro (putrid beliau sendiri), Siti Wadingah dan Siti Badilah Zuber.(M. Raihan Febriansyah 2013:5) Meskipun mereka itu masih kecil dan paling tinggi 15 tahun, oleh K.H.Ahmad Dahlan sudah diajak berpikir tentang kemasyarakatan. Demikianlah perhatian beliau begitu besar tentang wanita setelah mendirikan Muhammadiyah.