Penulis:
Dra. Ewayan Ekowati, M.Pd.
Devita Lona,S.Fil.I.
Jumlah halaman: 269
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi cetak: Tersedia
Versi Ebook: Tersedia
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 75.000
Ada diantara teman Cantika merasa senang, gembira dan ada juga yang merasa sedih berpisah dengannya. Dalam hidup ini selalu berpasangan, ada sedih ada gembira, ada suka ada duka, ada perempuan ada laki-laki, ada sayang ada beci semua itu berpulang pada diri masing-masing, bagaimana cara menyikapi
permasalahan itu dengan baik…
Semua yang berlalu biarlah berlalu, ke depannya menjadikan pelajaran dan cambuk yang berharga bagi Cantika dan teman- temannya semua, sebelum berbuat berfikir seribu kali, apakah ini bermanfaat atau tidak, semua yang akan dilakukan dikaji dengan sematamg-matang sehingga tidak menjadikan bahaya besar bagi diri sendiri, orang tua dan orang lain.
Sebagai seorang perempuan Cantika harus waspada atas segala masalah dan problem yang akan menimpa diri sendiri, ranyuan gombal yang selalu silih berganti menhampiri, jangan sampai terayu dengan manisnya ucapan, semua itu hanyalah impian yang akan menebas jiwa dan raga. Buah pisang hanya berbuah satu kali, jangan sampai berbuah dua kali.. Renungan Cantika dimalam itu membuat dirinya terasa terpukul dengan sudut-sudut mata yang sinis dan raut wajang yang garang akan kebencian serta untaian cemooh yang silih berganti menyuarakan dendam dalam bathin yang dibalut luka nestapa yang mengelilingi angannya, semua itu silih berganti mengerayangi ingatan yang takkan perna lenyap sedikitpun, membuat suasana hati menjadi galau yang berkepanjangan. Tanpa sadar deraian air mata Cantika tak terasa mengalir dengan derasnya membasahi selimut yang menemaninya, menyesali semua yang terjadi dengan menyalahkan diri sendiri kenapa kebodohan dan kekilafan ini bisa terjadi pada dirinya yang lugu, isak tangis Cantika semakin keras menyelimuti malam yang gelap yang hanya diterangi oleh cahaya remang lampu tidur dikamarnya, tak terasa malam semakin larut dan semakin dingin namun air mata Cantika tak kunjung redah sehingga membanjiri bantal gulingnya, semua perbuatan jadi penyesalan, namun semua itu tidak bisa kembali bak pepatah mengatakan “Nasi sudah jadi bubur” namun semua itu kembalilah ke jalan yang benar dengan berserah diri dan ampunan kepada Allah ….