Penulis: Ichlas Tribakti
Jumlah halaman: 110
Ukuran Buku : A5 (14,8×21)
Versi Cetak: Tersedia
Versi Ebook: Tersedia
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 65.000
lansia juga mengalami perubahan-perubahan secara fisiologis, salah satu perubahan fisiologis yang terjadi adalah penurunan kualitas tidur. Kualitas tidur pada lansia yaitu keadaan dimana seseorang tidak sadar akibat menurun atau hilangnya perseptual individu terhadap faktor lingkungan lalu menghasilkan kesegaran dan kebugaran saat bangun. Penurunan kualitas tidur pada lansia diakibatkan karena faktor psikologis, lingkungan dan fisiologis sehingga fungsi dari neurotransmitter menurun serta zat untuk merangsang tidur (norepinefrin) juga menurun (Fakihan, 2016).Perawat dapat membantu klien untuk mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan, menciptakan lingkungan yang nyaman, dengan bisa melatih klien relaksasi dan juga tindakan lainnya (Dewit, 2009). Adapun dari factor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansut usia di antaranya Penyakit, psikologi, stress, nutrisi, obat, lingkungan, motivasi, gaya hidup, dan Latihan (senam) (Heny, 2013). Adpun upaya yang dapat mempertahankan kesehatan lanjut usia baik yang bersifat perawatan, pengobatan, serta pola hidup sehat. Penanganan insomnia dapat dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Penanganan secara farmakologis seperti obat-obatan hipnotik sedative pengobatan ini memiliki efek samping seperti gangguan koordinasi berfikir, gangguan fungsi ental, amnesia antegrad, ketergantungan, dan bersifat racun (Wiria, 2008) sedangkan penanganan non farmakologis termasuk penanganan yang aman, efektif, dan tanpa efek samping seperti terapi komplementer yang termasuk terapi pengobatan ilmiah. Terapi komplementer yang direkomendasikan oleh perawat komunitas untuk gangguan tidur adalah terapi Spiritual Emosional Freedom Tehnique.Pengaruh spiritual emotional freedom thenique (SEFT) pada peningkatan kualitas tidur dengan pre test serta post-test terhadap kelompok intervensi dengan nilai 0,000, adapun kelompok kontrol tidak ada bedah dari nilai p value 0,1888. Pada terapi spiritual emotional freedom thenique (SEFT) dengan memakai stimulasi dengan ketukan ringan serta tapping pada titik acupoint. Terjadi peningkatan data tapping dengan proses perjalanan sinyal-sinyal neurotransmitter dengan menurunkan regulasihipotalamic-pitutiary-adrenal Axis (HPA axis) jadi dapat mengurangi produksi hormone pada stress yang merupakan kortisol (Church, 2009). Menunjukan bahwa effek dari tapping saat orang mengalami gangguan pada tidurnya lalu dilakukan tapping di titik acupointnya sehingga adanya penurunan aktivitas amygdala, jadi dengan maksud lain bawha adanya gelombang yang terjadi penurunan pada otak, ini disebabkan respons fight or flight di partisipan mengalami henti atau terhenti. Agar efek relaksasi muncul setalah itu dilakukan serta akan mampu menetralisir apapun ketegangan dari efek emosi yang terjadi pada individu (Feinsten & Ashland, 2009 dalam Arnata et al.,2018)