Penulis: Dr. Ir. Insun Sangadji, M.Si
Jumlah halaman: 176
Ukuran Buku: A5 (14,8×21)
Versi Cetak: Tersedia
Versi Ebook: Tersedia
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 85.000
Pakan merupakan komponen biaya tertinggi dalam usaha peternakan yang dikelola secara intensif. Ketersediaan komponen penyusun pakan (terutama pakan konsentrat) yang terbatas dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan, baik oleh manusia maupun ternak, menyebabkan Indonesia harus mengimpor komponen ransum dari negara lain. Menurut data FAO tahun 1994, Indonesia mengimpor 1.118.300 ton bahan pakan seperti jagung, 498.590 ton bungkil kedelai, 247.918 ton tepung ikan dan 189.375 ton tepung daging dan tulang, selain bahan pakan lainnya seperti vitamin premix, rapeseed makanan, makanan gluten jagung. (SINURAT et al., 1998a). Pada masa sebelum krisis, perbandingan harga bahan pakan yang diproduksi di dalam negeri dengan yang diimpor dari luar negeri tidak jauh berbeda. Dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang disertai dengan jaminan kualitas, kuantitas dan kontinuitas, pengusaha dan/atau Bulog dapat dengan mudah melakukan impor, Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak, dapat dicerna seluruhnya atau sebagian dan tidak mengganggu kesehatan ternak (Lubis, 1992). Pemberian pakan ternak perlu memperhatikan jumlah, kandungan dan kualitas nutrisi dalam bahan pakan. Persiapan pakan untuk sapi perah dapat menggunakan bahan pakan sumber protein 20-25% dengan komposisi 10-20% sumber protein nabati dan 3-10% sumber protein hewani, sedangkan untuk bahan pakan sumber energi dalam pakan dapat terdiri dari 50- 75% dan untuk campuran mineral dalam pakan sebanyak 5% dari total pakan (Kamal, 1990). Kebutuhan pakan ternak ruminansia tercermin dari kebutuhan nutrisinya. Pengaruh pakan terhadap penampilan produksi susu adalah 70% (Warwick et al., 1990. Hijauan Pakan Ternak (HMT) adalah hijauan yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup sesuai dengan kebutuhan ternak khususnya ruminansia. Nutrisi yang terkandung dalam hijauan adalah serat, mineral dan protein (Abdullah et al., 2005). H Pemberian hijauan untuk ternak didasarkan pada kebutuhan BK. Pakan yang diberikan biasanya mengandung bahan kering dari hijauan sebanyak 2% dari bobot badan (Siregar, 1992). Hijauan biasanya diberikan 60% dari total pakan, atau tergantung kualitas hijauan, jika hijauan berkualitas rendah diberikan hijauan sebanyak 55%, jika hijauan yang diberikan berkualitas sedang sampai tinggi, hijauan diberikan adalah 64% (Parakkasi, 1999). Pemberian hijauan untuk sapi perah berkisar antara 18-20 kg/ekor/hari (Astuti et al., 2009).