Penulis: Dr. Diauddin, S.Ag., MM., M.Pd
Jumlah halaman: 121
Ukuran Buku: Unesco(15.5×23)
Versi Catak Tersedia
Versi Ebook: Tersedia
Berat: 0 Kg
Stoak: 0
Harga; Rp. 75.000
Perjalanan dayah di Aceh diperkirakan tumbuh dan berkembang sejak abad ke tiga Hijriah atau awal abad ke 10 M. Hal ini akan merujuk pada tulisan Syekh Makarani al-Pasai dalam bukunya yang berjudul Izarul Haq fil Mamlakati Perulak dan Tafsir at-Thabaqat Jam‟u Salatin. Dua buku ini pernah diteliti oleh Muslim Thahiry, ia menyimpulkan bahwa Dayah Cot Kala didirikan sekitar abad ke 10 M. pada masa kerajaan Peureulak. Kerajaan Islam Pereulak didirikan pada Tahun 223 H (840 M) oleh Teungku Muhammad Amin yang bergelar Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah Johan Berdaulat, Dayah-dayah di Aceh mulai kembali dibangun setelah perang berakhir di Aceh sekitar tahun 1904, dayah kembali difungsikan sebagai lembaga pendidikan Islam pada masa itu. Dayah yang bangkit setelah perang Aceh berakhir di antaranya adalah Dayah Tanoh Abee oleh Teungku Haji Abbas (Teungku Chik Lam Birah), Dayah Jeureula dipimpin oleh Teungku Haji Jakfar (Teungku Lam Jabad), selanjutnya Dayah Lamnyong, Dayah Lam Bhuk, Dayah Ulee Susu, Dayah Indrapuri, Dayah Lam Pieyeung dan masih banyak dayah lainnya yang telah dibangun kembali di daerah Aceh besar. Dayah adalah lembaga transformasi Ilmu pengetahuan tertua yang masih berkiprah hingga sekarang, khususnya di Aceh. Sebagai sebuah Institusi pendidikan, Lembaga tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam mendorong kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dayah di Aceh telah berkontribusi bagi kemerdekaan bangsa dari cengkeraman penjajah, dan merupakan suatu modal dasar dalam perjuangan masyarakat Aceh dalam mewujudkan cita-cita menjadi negeri yang bersyariat. Perkembangan Islam dimulai dari Aceh kemudian menyebar keseluruh pelosok Nusantara. Sebuah kenyataan bahwa Islam hadir ke Nusantara di lakukan secara damai dan berkelanjutan tidak dengan paksaan apalagi menggunakan satuan militer. Penyerabaran Islam pertama dilakukan melalui perdagangan, kemudian dilanjutkan oleh para ulama dengan mendirikan lembaga pendidikan yaitu Dayah