Penulis: Dr.Ir. Nurdin Mappa, M.M. Dr.Ir.Abd. Halil, SP.,MP. Sahlan.,SP.,M.Si
Ukuran Buku. Unesco (15,5×23)
Jumlah halaman: 326
Versi cetak: Tersedia
Versi ebook: Tersedia
Stok: 10
Berat: 0 Kg
Harga: Rp. 165.000
ISBN: 978-623-5364-88-9
Penyediaan bibit ternak besar yang belum bisa diadakan secara massal oleh karena belum ada pembibitan khusus yang menyediakan bibit ternak sapi yang mengkhususkan diri untuk membuka breeding, yang sekiranya ini bisa dilakukan akan sangat mendukung pengembangan agribisnis ternak potong di tanah air, sekalipun pemerintah telah membuka kran pembibitan pada tahun 2015 dengan membuat pedoman pelaksanaan pembibitan ternak ruminansia. Pembibitan ternak potong sangat penting terutama pengadaan bibit yang berkualitas sehingga diperlukan persilangan antara sapi lokal dengan sapi inpor yang rata-rata memiliki produksi yang tinggi, atau mengembangkan sapi-sapi lokal yang sudah sangat adaptif dengan keadaan lingkungan Indonesia seperti sapi bali, sapi Madura dan lain-lain. Agribisnis ternak unggas telah berkembang mulai dari sector hulu sampai sector hilir, yang telah melibatkan banyak stekholder. Stekholder ini terdiri atas penyedia peralatan ternak dan kebutuhan ternak lain, peternak yang bergerak dalam budidaya ternak unggas, pengelola bisnis pasca panen ternak unggas, Semua komponen ini memiliki ketergantungan antara satu komponen dengan komponen lain yang tidak boleh dinapikan keberadaannya. Agribisnis ternak unggas terdiri atas ayam buras dan ayam ras. Sedangkan ayam ras sendiri terdiri atas ayam pedaging yang lebih dikenal dengan nama ayam pedaging dan ayam petelur yang dikenal dengan nama ayam petelur atau layer. Ayam buras atau bukan ras lebih dikenal dengan nama ayam kampung. Ternak ini telah menghasilkan produk berupa daging, telur dan pupuk organic dan hasil sampingan yang lain